MATENGGENG - Desa Matenggeng kembali menggelar kegiatan tahunan Ziarah Napak Tilas Para Leluhur yang rutin dilaksanakan pada bulan Mulud. Acara ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 5 September 2025, dipimpin langsung oleh Kepala Desa Matenggeng, Karsan, S.IP, didampingi enam orang sesepuh adat, perangkat desa, lembaga desa, tokoh pemuda, serta masyarakat.
Ziarah ini menjadi salah satu tradisi penting yang bertujuan untuk mengenang jasa para leluhur, sekaligus mendoakan arwah mereka yang telah berjasa membangun dan menjaga Desa Matenggeng sejak dahulu.
Rangkaian Ziarah
Rute ziarah dimulai dari beberapa petilasan dan makam yang dianggap sakral, yaitu:
1. Petilasan Leuweung Gede Kamuning
2. Petilasan Ki Kuwu Sangkan Sikluk
3. Petilasan Cikartu Matenggeng 2
4. Petilasan Dungus Pondok Cirateun
5. Petilasan Mertelu Sukajadi
6. Petilasan Pasarean Nagog Matenggeng 1
7. Makam Kuwu Jaminar, Kepala Desa pertama Desa Matenggeng
Di setiap lokasi, rombongan menggelar doa bersama yang dipimpin oleh para sesepuh adat. Suasana khidmat terasa sepanjang perjalanan, diiringi niat tulus untuk melestarikan nilai-nilai kearifan lokal yang diwariskan para pendahulu.
Makna dan Harapan
Kepala Desa Matenggeng, Karsan, S.IP, menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan sekadar ritual tahunan, melainkan bentuk penghormatan terhadap leluhur sekaligus pengingat bagi generasi muda agar tidak melupakan sejarah dan asal-usul desa.
> “Kegiatan ini mengajarkan kita untuk selalu menghargai jasa para leluhur yang telah merintis Desa Matenggeng. Semoga doa-doa yang kita panjatkan menjadi keberkahan bagi desa, menjauhkan dari marabahaya, dan membawa kesejahteraan bagi seluruh warga,” ujarnya.
Tradisi Ziarah Napak Tilas ini juga menjadi momentum kebersamaan antarwarga. Kehadiran tokoh adat, pemuda, serta perangkat desa memperlihatkan semangat gotong royong dan rasa persatuan yang kuat dalam menjaga tradisi serta mempererat hubungan sosial masyarakat.
Penutup
Dengan terlaksananya kegiatan ini, Desa Matenggeng berharap nilai-nilai luhur warisan para leluhur tetap terjaga, serta dapat menjadi teladan bagi generasi penerus dalam membangun desa dengan semangat kebersamaan dan doa restu para pendahulu.
0 Komentar