Pada momen ini, seluruh warga di setiap dusun Desa Matenggeng berkumpul di batas desa untuk melaksanakan doa bersama. Prosesi doa dipimpin langsung oleh Ketua Adat dan tokoh agama di masing-masing dusun.
Tujuan dari pelaksanaan Sedekah Babarit Kupat adalah sebagai ungkapan syukur sekaligus memohon perlindungan kepada Allah SWT, khususnya agar masyarakat desa dijauhkan dari segala mara bahaya dan bencana (tolak bala).
Kupat atau ketupat yang menjadi simbol utama dalam tradisi ini melambangkan kesucian hati, kebersamaan, dan kerukunan antarwarga. Setelah rangkaian doa selesai, kupat serta aneka hidangan yang dibawa warga kemudian disantap bersama, mencerminkan semangat gotong royong dan kebersamaan sosial.
Kepala Desa Matenggeng, Karsan, S.IP, menyampaikan apresiasi atas kekompakan masyarakat yang senantiasa menjaga tradisi leluhur. “Tradisi Sedekah Babarit Kupat ini bukan hanya ritual adat, tapi juga menjadi sarana mempererat silaturahmi antarwarga dan menanamkan nilai-nilai kebersamaan di tengah masyarakat,” ungkapnya
Dengan tetap dijalankannya tradisi Sedekah Babarit Kupat setiap tahun, masyarakat Desa Matenggeng membuktikan bahwa kearifan lokal dan nilai-nilai luhur budaya masih terjaga dan menjadi bagian penting dalam kehidupan bermasyarakat.







0 Komentar